Kabar.Istimewa.in | Buaya berkalung ban di Kota Palu kembali muncul dan terekam kamera warga Selasa 1 Desember 2020 siang.Viral, Panji dan Dua Ahli Asal Australia Dikalahkan Emak-Emak, Buaya Kalung Ban Muncul Kembali (Foto: Istimewa)
Buaya berkalung ban yang sering viral ini terekam kamera tengah berada di bantaran Sungai Palu. Video buaya berkalung ban ini diunggah oleh akun Instagram @infopalu, Selasa sore.
Menariknya, dalam video yang merekam kemunculan buaya ini, terlihat seorang wanita berada dalam jarak yang dekat dengan buaya berkalung ban.
Wanita yang menggunakan jilbab putih bintik-bintik ini nampak tenang di dekat buaya itu, seperti sedang berkomunikasi.
Telah sekian lama menghilang, seorang wanita paruh baya ini berhasil memanggil buaya berkalung ban tersebut.
Namun tak lama kemudian, ada seorang pria mendekati buaya berkalung ban itu dan buaya tersebut kembali masuk ke aliran air Sungai Palu.
Dahulu Panji Petualang pernah melakukan upaya penyelamatan namun gagal. Terbaru, Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng menggelar sayembara untuk menyelamatkan buaya berkalung ban tersebut.
Berikut lika liku upaya penyelamatan buaya berkalung ban di Kota Palu.
1. Viral sejak awal tahun 2019
Penampakan buaya dengan leher terjerat ban bekas pertama kali terlihat tahun 2016. Buaya berkalung ban muncul lagi di sekitar Jembatan Palu 1 di Jalan Gajah Mada, Kota Palu pada awal 2019 dan menjadi viral.
Kemunculan buaya di Sungai Palu menarik perhatian siapa pun yang lewat. "Baru ini lagi itu buaya muncul, padah sudah lama tidak muncul," ungkap Harsono, pengendara yang ikut melihat buaya tersebut, Rabu 20 Maret 2019 silam.
2. Panji Petualang pernah lakukan usaha penyelamatan
Pada tahun 2018, upaya penyelamatan buaya juga dilakukan oleh Panji si Petualang, seorang bintang di salah satu program televisi nasional. Saat itu, Panji dan timnya menyusuri Sungai Palu bersama sejumlah personel Polisi Air dan Udara (Polairud), Minggu 21 Januari 2018.
Namun sayangnya usaha tersebut juga belum membuahkan hasil. Buaya yang tadinya berjemur di onggokan pasir di tengah Sungai Palu tiba-tiba masuk ke sungai.
3.BKSDA Sulteng gelar sayembara
Balai Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA) Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar sayembara untuk menangkap dan membebaskan seekor buaya terjerat ban bekas di lehernya.
Menurut Kepala BKSDA Sulawesi Tengah, Hasmuni Hasmar, pihaknya kekurangan personel untuk menyisir Sungai Palu hingga Teluk Palu.
Ia menjelaskan, beberapa pihak sebenarnya sudah berinisiatif melakukan penyisiran, namun hingga saat ini belum berhasil. "Kami juga beberapa waktu lalu bekerja sama dengan NGO asal Australia namun upaya mereka menyelamatkan buaya itu gagal," katanya saat di Palu, Selasa 28 Januari 2020.
Seperti diberitakan, pihaknya berjanji juga akan memberi imbalan bagi masyarakat yang menangkap dan menyelamatkan buaya tersebut dari jeratan ban. "Jika ada masyarakat berhasil melepas ban bekas di leher buaya itu, kami akan berikan imbalan," kata Hasmar tanpa menyebut bentuk dan nilai imbalan yang akan diberikan.
4. Jadi perhatian media internasional
Kondisi buaya liar berkalung ban yang kerap menampakkan diri di aliran sungai Palu semakin memprihatinkan. Sejak kemunculannya pada 2016 silam, ban yang melilit dilehernya belum terlepas dan tubuh buaya berspesies siam ini makin membesar.
Kondisi memprihatinkan buaya ini membuat mata dunia ikut menyoroti sayembara yang dibuat BKSDA Sulawesi Tengah itu. Pasalnya, sayembara ini diberitakan beberapa media internasional kenamaan untuk ikut menyebarluaskan kabar ini.
Misalnya, laman telegraph.co.uk yang memberitakan hal ini dengan judul "Indonesia tawarkan hadiah uang tunai untuk melepaskan ban karet dari leher buaya".
5. Dua ahli buaya asal Australia
Matthew Nicolas Wright dan Chris Wilson datang dari Autralia untuk menangani buaya yang lehernya terjerat ban bekas sepeda motor di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis 13 Febuari 2020 lalu.
Dalam aksi penyelamatannya, Wright dan Wilson yang bekerja dalam tim Satgas yang dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini menggunakan bantuan pesawat nirawak, perangkap, pelampung, umpan ayam, dan tombak.
Namun, penyelamatan belum membuahkan hasil.***